Kampus Dilarang Selewengkan Beasiswa Siswa dan Ajak Konglomerat Bantu Pendidikan Indonesia
Nasional, Jakarta - Menteri Riset, Tekologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengingatkan agar kampus jangan sampai menyelewengkan dana beasiswa mahasiswa. "Kami mohon betul, kepada rektor dan direktur, salurkan bantuan beasiswa sebenar-benarnya dan setepat-tepatnya kepada mahasiswa," katanya dalam acara penyerahan bantuan Lippo Group senilai Rp 1,5 miliar kepada 10 Perguruan Tinggi Negeri di Kemenristekdikti Selasa 20 Desember 2016.
Nasir mengingatkan bahwa dana bantuan dari swasta yang berupa beasiswa kepada mahasiswa berprestasi harus benar-benar masuk ke kantong mahasiswa. "Jangan justru buat kesejahteraan pengajarnya," kata Nasir.
Nasir mengatakan beberapa kali ia mendengar kisah saat suatu kampus mendapatkan bantuan dana dari swasta, sumbangan itu justru diberikan kepada para dosen. Caranya sang dosen diminta untuk mengajar tambahan, lalu kampus membayarnya dengan dana beasiswa yang diterima institusi itu. "Walau dosennya sudah dibayar, anak muridnya tetap diminta bayaran lagi," katanya. Ia mengingatkan bahwa dana beasiswa itu amanah untuk para mahasiswa.
Mantan Rektor Universitas Diponegoro ini mengapresiasi korporasi dan pihak swasta yang rutin memberikan bantuan beasiswa kepada kampus. Ia berharap jumlahnya kian bertambah. "Mungkin ke depan tak hanya Perguruan Tinggi Negeri yang mendapatkan bantuan, tapi juga Perguruan Tinggi Swasta, serta politeknik di daerah terluar, terdepan, tertinggal," katanya.
Ia mengatakan pemerintah saat ini juga sedang membangun dan mendorong kemajuan kampus yang berada di daerah terluar, terdepan dan tertinggal. Dengan pembangunan perguruan tinggi yang dimulai dari daerah pinggiran, diharapkan kualitas dan penelitian daerah pinggiran itu bisa sama seperti kampus di Jakarta.
Pemerintah pun mulai mengaudit gedung-gedung mangkrak di perguruan tinggi untuk melancarkan pembangunan kampus di daerah 3T. "Pendidikan di perbatasan Filipina kami dorong, begitu juga di Rote. Maka dukungan swasta dan konglomerat sangat dibutuhkan," katanya.
MITRA TARIGAN
Nasir mengingatkan bahwa dana bantuan dari swasta yang berupa beasiswa kepada mahasiswa berprestasi harus benar-benar masuk ke kantong mahasiswa. "Jangan justru buat kesejahteraan pengajarnya," kata Nasir.
Nasir mengatakan beberapa kali ia mendengar kisah saat suatu kampus mendapatkan bantuan dana dari swasta, sumbangan itu justru diberikan kepada para dosen. Caranya sang dosen diminta untuk mengajar tambahan, lalu kampus membayarnya dengan dana beasiswa yang diterima institusi itu. "Walau dosennya sudah dibayar, anak muridnya tetap diminta bayaran lagi," katanya. Ia mengingatkan bahwa dana beasiswa itu amanah untuk para mahasiswa.
Mantan Rektor Universitas Diponegoro ini mengapresiasi korporasi dan pihak swasta yang rutin memberikan bantuan beasiswa kepada kampus. Ia berharap jumlahnya kian bertambah. "Mungkin ke depan tak hanya Perguruan Tinggi Negeri yang mendapatkan bantuan, tapi juga Perguruan Tinggi Swasta, serta politeknik di daerah terluar, terdepan, tertinggal," katanya.
Ia mengatakan pemerintah saat ini juga sedang membangun dan mendorong kemajuan kampus yang berada di daerah terluar, terdepan dan tertinggal. Dengan pembangunan perguruan tinggi yang dimulai dari daerah pinggiran, diharapkan kualitas dan penelitian daerah pinggiran itu bisa sama seperti kampus di Jakarta.
Pemerintah pun mulai mengaudit gedung-gedung mangkrak di perguruan tinggi untuk melancarkan pembangunan kampus di daerah 3T. "Pendidikan di perbatasan Filipina kami dorong, begitu juga di Rote. Maka dukungan swasta dan konglomerat sangat dibutuhkan," katanya.
MITRA TARIGAN