NasionalPos Lintas Batas Negara (PLBN) yang baru harus bisa meningkatkan perdagangan, menciptakan pusat ekonomi, serta memompa denyut perekonomian masyarakat di perbatasan dengan cara menggenjot kegiatan ekspor.

Itulah harapan yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat meresmikan PLBN Entikong, Kalimantan Barat, Rabu, 21 Desember 2016. Selain itu, Jokowi meminta semua instansi, termasuk Bea dan Cukai, meningkatkan layanan kepada masyarakat. "Saya juga minta agar tidak ada lagi pungutan liar (pungli) di instansi mana pun, termasuk Bea dan Cukai," kata Jokowi.

Usai acara, Jokowi yang didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi, menyempatkan diri berkunjung ke pos layanan Kartu Identitas Lintas Batas (KILB) yang telah dilengkapi fasilitas berbasis aplikasi online. Kemudian, secara khusus, Sri Mulyani melanjutkan kunjungan ke Kantor Bea Cukai Entikong untuk memberikan arahan dan motivasi kepada para pegawai.

"Saya tahu, akhir tahun adalah masa-masa yang pedih dalam mengumpulkan pendapatan negara. Namun saya mengapresiasi seluruh jajaran Kementerian Keuangan karena telah menjalankan tugas dengan baik," ujar Sri di hadapan pegawai Bea Cukai Entikong.

Namun, lanjut Sri, jangan lupa bahwa Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai masih ada kewajiban mengumpulkan pendapatan bagi negara karena realisasinya masih jauh dari target. "Saya bangga dengan Anda semua karena telah melakukan tugas dengan sungguh-sungguh dan profesional. Terus semangat walaupun jarak kita, Jakarta-Entikong, jauh, kita sangatlah dekat," ujarnya.

Sementara Heru Pambudi menyatakan arahan yang disampaikan Menteri Keuangan akan langsung ditindaklanjuti. “Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan harus mulai memperluas cakupan pemikiran dan pelaksanaan tugas. Bukan semata-mata memberikan pelayanan, melainkan bagaimana fasilitasi dan dukungan kepada industri harus kita kembangkan. Industri barangkali memang belum berkembang di Entikong, tapi akan tetap kita lihat potensi daerahnya dan kita siap support tingkatkan perekonomian,” ujar Heru. (*)