Nasional, Bima - Lima jembatan penghubung antar kota dan propinsi di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, ambrol hingga putus total, Rabu 21 Desember 2016. Jembatan putus setelah diterjang derasnya luapan air sejumlah sungai, salah satunya di sepanjang Sungai Kodo Satu dan Kodo Dua, Kecamatan Rasane Timur. Sungai meluap akibat hujan yang mengguyur terus-menerus selama tiga hari terakhir. “Hujan beberapa hari terakhir tidak terlalu deras, namun turun terus menerus dalam waktu lama,” kata Ahmad,47 tahun, anggota Sat polpp Kota Bima, yang juga rumahnya hanyut dibawa banjir.

Ahmad dan keluarganya mengungsi ke Bukit Oi Fo’o. "Rumah saya hanyut dibawa banjir,” kata Ahmad, kepada TEMPO, Rabu petang, 21 Desember 2016. Jembatan yang putus antara lain jembatan penghubung antar-Kabupaten dan Propinsi di Kodo, jembatan antara kecamatan di Nungga, Jembatan di Kecamatan Asa Kota, jembatan di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima dan jembatan di Kelurahan Nae, Kecamatan Rasane Bara terputus total. Ujung jembatan ini putus total setelah terkikis aliran sungai yang sangat deras.

Jembatan di Dodu mulai ambrol sekitar pukul 16.00. "Ambruk bertahap hingga akhirnya jembatan terputus total,” ujar Ahmad. Sebelumnya, jembatan itu sudah mengalami ambrol di bagian sisi jembatan berbentuk lubang.

Ambrolnya jembatan ini memutus akses penduduk. Warga yang hendak melintas harus memutar menggunakan jalur lain yang jaraknya lebih jauh. “Sebelumnya sudah terjadi ambrol bagian sisi jembatan membentuk lubang, tersisa tinggal separuh jalan,” kata Ahmad.

Kepala Dinas Pekerjaan Uum Kota Bima, M Amin mengatakan akan membuat jembatan darurat yang terbuat dari bambu. Untuk sementara, jembatan darurat nantinya hanya bisa dilintasi oleh kendaraan roda dua dan pejalan kaki. “Kami masih mendata berapa jembatan pertanian yang jebol akibat banjir yang belum surut sampai malam ini,” kata Amin.

Selain di Kota Bima, jembatan putus total akibat banjir juga terjadi di Desa Maria Kecamatan Wawo. Jembatan penghubung antar desa ini putus setelah diterjang banjir. Pendataan di lokasi diperlukan untuk penanganan jangka pendek. "Untuk sementara, kami alihkan melewati jalur alternatif,” ujar Amin.

AKHYAR M NUR