Kenang Meninggalnya Castro, Korea Utara Berkabung 3 Hari
Dunia - Pemerintah Korea Utara mengumumkan tiga hari masa berkabung untuk mengenang kematian mantan pemimpin revolusi Kuba, Fidel Castro. Gedung-gedung pemerintahan di Korea Utara telah diperintahkan untuk menaikkan bendera setengah tiang guna menghormati Castro yang meninggal pada Jumat, 25 November 2016, di usia 90 tahun.
Laporan dari Pyongyang mengatakan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mengirimkan karangan bunga ke kedutaan Kuba dan delegasi pejabat senior Korea Utara telah meninggalkan Havana untuk menghadiri upacara peringatan kematian Castro.
Menurut agen Jepang yang memonitor media Korea Utara, Castro adalah tokoh politik asing pertama yang dihormati sedemikian rupa sejak pemimpin Palestina, Yasser Arafat, meninggal pada 2004.
Tak lama setelah menerima berita kematian Castro, Kim Yong-nam, kepala parlemen Korea Utara, mengirimkan pesan belasungkawa kepada saudara Castro, Raul, yang berkuasa setelah Fidel turun pada 2008.
Di dalamnya, Kim Yong-nam mengatakan, meskipun Fidel Castro telah meninggal, "Prestasi yang ia lakukan untuk revolusi Kuba dan hubungan persaudaraan persahabatan antara kedua negara akan tetap bertahan selamanya."
Karena permusuhan mereka terhadap Amerika Serikat dan struktur kekuasaan otoriter yang sama, Kuba dan Korea Utara telah mempertahankan hubungan diplomatik yang sangat dekat selama bertahun-tahun lamanya.
Kedua negara mulai menjalin hubungan pada 1960. Castro mengunjungi Korea Utara pada 1986 untuk bertemu dengan Kim Il-sung, pendiri negara sekaligus kakek Kim Jong-un.
USA TODAY | ASIA CORRESPONDENT | YON DEMA